Sabtu, 26 November 2011

Tugas IAD 1 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Secara ilmiah terdapat beberapa argumentasi yang berbeda diantara para ahli astronomi. Setidaknya ada tiga pendapat mengenai penciptaan semesta ini :
A.    Kelompok pertama berpendapat bahwa alam semesta ini sudah ada sejak dahulu kala. Tidak memiliki permulaan dan tidak memiliki akhir. Selamanya alam semesta akan tetap ada. Teori ini disebut Closed Universe. Alam semesta ini katanya memiliki mekanisme tertutup, yang saling meniadakan dan mengisi secara sendirinya. Dikatakan dalam teori itu bahwa jumlah energi di alam ini sama dengan nol. Sehingga alam ini berada dalam keseimbangan selama miliaran tahun. Dan selamanya akan terus begitu.
B.     Kelompok kedua berpendapat bahwa alam semesta bersifat terbuka alias Open Universe. Mereka mengatakan bahwa alam semesta ini mengarah kepada kehancuran. Mereka mengatakan bahwa dulu alam semesta dalam keadaan tertata rapi, namun terjadi perusakan dan penghancuran dimana-mana. Maka suatu ketika alam semesta akan hancur. Mereka menunjukkan bukti yang mengarah ke kondisi demikian. Misalnya manusia dilahirkan dengan kesempurnaan seorang bayi. Seiring dengan waktu maka sang bayi akan menjadi dewasa lalu mengalami penuaan dan menuju kematian. Contoh lain, makanan yang dibiarkan beberapa hari akan rusak dan membusuk dengan sendirinya.

C.     Kelompok ketiga berpendapat bahwa alam semesta ini tidak pernah ada . kemudian terjadilah proses penciptaan. Lalu berkembang dan suatu ketika akan lenyap kembali. Nah ini adalah teori yang kita kenal sebagai Bigbang Theory (ledakan besar). Dan semakin lama kelompok ini mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan ilmuwan dengan menunjukkan bukti-bukti yang kuat. Pengajuan teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa alam semesta ini sedang mengembang. (Sebagai catatan: teleskop Hubble diluncurkan NASA pada 1990. Setahun kemudian 1991 menyusul teleskop Compton yang lebih canggih. Dan pada tahun 2003 NASA meluncurkan teleskop spitzer). Dari data teleskop tersebut mencatat bahwa ternyata semua benda langit sedang bergerak saling menjauh. http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/08/teori-alam-semesta/
            Namun teori yang menyatakan bahwa alam semesta berasal dari gas kini disangsikan. Kalau memang temuan terbaru ilmuwan Amerika Serikat (AS) ini benar, maka bisa menggusur teori tersebut. Dari sebuah simulasi tabrakan partikel, diketahui bahwa pada awal pembentukannya alam semesta justru memiliki sifat seperti air. Temuan ini berbeda jauh dari dugaan sebelumnya yang menyatakan bahwa ledakan gas-lah yang memicu munculnya eksistensi alam semesta.
Teori Membingungkan tentang Alam Semesta
            Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah ‘diciptakan dari ketiadaan‘, dengan kata lain ia diciptakan oleh SANG PENCIPTA. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga.
            Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: “Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya”.
            Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad ke-20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut Steady-state yang mirip dengan teori ‘alam semesta tetap‘ di abad ke-19.
            Teori Steady-state menyatakan, alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
            Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan, setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
            Bukti yang ‘seharusnya ada‘ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis‘, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
            Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer [COBE] ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
            Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.  http://www.huteri.com/855/teori-membingungkan-tentang-alam-semesta               
Anggapan Mengenai Jagat Raya
1.      Anggapan Antroposentris (Manusia sbg pusat alam semesta)
2.      Anggapan Heliosentris (Matahari sbg pusat alam semesta)
3.      Anggapan Geosentris (Bumi sbg pusat alam semesta)
Hipotesis Tentang Terjadinya Bumi & Tata Surya
1.      H. Kabut => Solar Nebula (paling tua dan terkenal). Dimulai dari gumpalan gas dari matahari dalam keadaan berpurtar yang sebagiannya terlepas dan mengelilingi gumpalan besar (matahari) dalam keadaan berputar juga. Gumpalan kecil mendingin dan memadat yang kemudian menjadi planet. Hal yang sama juga terjadi saat pembentukan satelit, dimana planet-planetlah yang membentuknya.
2.      H. Planetisimal (Planet Kecil). Matahari dan bintang-bitang lainnya berpapasan yang menyebabkan pasang naik pada permukaan keduanya. Akibatnya, massa matahari tertarik ke arah bintang. Namun, saat bintang menjauh, massa itu jatuh kembali ke matahari dan sebagian terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari (planetisimal) yang menjadi planet kecil yang beredar pada orbitnya.
3.      H. Pasang Surut Gas (Tidal James-Jeffries). Bintang yang besarnya hampir sama dengan matahari melintas di dekat matahari yang menyebabkan pasang pada matahari dan membentuk cerutu yang sangat besar. Cerutu ini bergerak mengelilingi matahari & mengalami perpecahan menjadi butir-buti tetesan kecil. butiran tetesan terbesar kemudian menarik butiran kecil lainnya. Hasilnya, membentuk gumpalan besar yang menjadi planet. Hal tersebut juga terjadi pada pembentukan satelit dan planet.
4.      H. Peledakan Bintang. Matahari mempunyai kawan bintang yang saling berevolusi. Diantaranya, ada yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit keliling matahari. Lalu, banyak bintang yang meledak akan bebasa di ruang angkasa.
5.      H. Kuiper. Semesta terdiri dari formasi bintang-bintang. Dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen. Kedua pusat memadat jadi bintang tunggal yang disebut matahari. Kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan gravitasi massa yang lebih besar. Hal ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah menjadi awan yang lebih kecil lagi (protoplamet), yang kemudian menjadi planet. Bila ukuran kedua awan sama, akan membentuk formasi bintang ganda. Ketika matahari memadat, ia akan menjadi panas sehingga sebagian energi radiasi dipancarkan. Energi itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang, spt. hidrogen & helium dari awan yang menyelubungi protoplanet yang terdekat ke matahari.

nama : sarah
kelas :1da01
npm: 47211890



Tidak ada komentar:

Posting Komentar